Jakarta (Antara) – Lembaga Indonesia for Global Justice (IGJ) menilai posisi tawar Indonesia bakal rendah bila bergabung ke dalam kawasan perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP) dengan komando Amerika Serikat.
“Posisi Indonesia yang akan bergabung ke dalam TPP setelah TPP disepakati oleh 12 negara menyebabkan Indonesia tidak memiliki banyak ruang untuk bernegosiasi dan memiliki posisi tawar yang rendah,” kata Manajer Riset dan Monitoring IGJ Rachmi Hertanti di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dengan rendahnya posisi tawar Indonesia maka akan membuat Indonesia tidak ada pilihan lain selain mengikuti standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ia juga mengingatkan bahwa TPP akan membuka akses perusahaan asing kepada kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang nilainya mencapai triliunan dollar AS dari serapan APBN.
“Ini bisnis yang menggiurkan bagi korporasi AS sehingga TPP menerapkan aturan nondiskriminasi dan `national treatment` bagi perusahaan asing dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Untuk itu, IGJ mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak gegabah memutuskan keterlibatan Indonesia di dalam TPP.
Pilihan guna terlibat dalam TPP, menurut dia, juga bukan strategi yang tepat bagi pemulihan perekonomian nasional.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, tanpa mengikuti TPP, negara Indonesia sudah menginisiasi sejumlah dialog dengan sejumlah negara di berbagai kawasan Pasifik.
“Tanpa TPP, kami telah menginisiasi beberapa dialog dan diskusi bersama negara-negara Fiji, Papua Nugini, dan Timor Leste,” kata Susi Pudjiastuti di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (27/10).
Menurut Susi, bila penekanan di TPP adalah dalam pemberantasan pencurian ikan maka hal tersebut dinilai sangat membantu sehingga pelaku pencuri ikan tidak memiliki lagi tempat untuk melarikan hasil tangkapannya.
Sedangkan Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong mengatakan pelaku usaha selalu siap untuk terus berinvestasi di Indonesia selama ada kepastian peluang masuk ke pasar Eropa dan Amerika melalui perjanjian perdagangan bebas (“Free Trade Agreement”/FTA) dengan Eropa dan TPP.
“Sejauh yang saya tahu, pemilik pabrik itu rela dan siap selama ada kepastian kalau dua-tiga tahun lagi FTA itu ada,” kata Mendag seusai sosialisasi desk khusus investasi sektor tekstil dan sepatu di Jakarta, Jumat (9/10).(rr)
Berita terkait :
http://www.gresnews.com/berita/ekonomi/1502710-jokowi-kepincut-trans-pacific-partnership/1/
http://gres.news/news/economy/101972-indonesia-to-join-trans-pacific-partnership-/0/