Donald Trump menandai hari pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat dengan mengambil keputusan untuk mundur dari perjanjian perdagangan bebas, Kemitraan Trans-Pasifik, TPP.
Ia memperingatkan akan ada sanksi bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang memindahkan lapangan kerja ke luar negeri.
Keputusan mundur dari TPP ini sebenarnya langkah simbolik karena kesepakatan TPP yang dirudingkan oleh pemerintah Barack Obama tak pernah diratifikasi oleh Kongres.
Mundur dari TPP adalah salah satu janji kampanye Trump. Ketika itu Trump mengatakan TPP ‘adalah bencana karena bisa merugikan perusahaan-perusahaan Amerika’.
TPP yang mencakup 40% ekonomi dunia dirundingkan pada 2015 oleh sejumlah negara, termasuk Amerika, Jepang, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Meksiko.
TPP ditujukan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan memicu pertumbuhan, termasuk dengan memangkas tarif.
Beberapa langkah yang disepakati negara-negara anggota TPP antara lain adalah standardisasi ketenagakerjaan, lingkungan, hak cipta, paten, dan proteksi-proteksi hukum lain.
Tadinya kesepakatan TPP -yang didukung penuh oleh para pelaku usaha di AS- didirikan untuk membuat pasar tunggal seperti Uni Eropa.
Namun muncul kritikan kemitraan ini dibentuk untuk menghadapi Cina, yang tidak ikut dalam perjanjian ini.