26 Januari 2017. Pertemuan komite Trade-Related Investment Measures (TRIMS) WTO yang dilaksanakan pada 17 Oktober 2016, memperdengarkan kekhawatiran beberapa anggota pada aturan baru yang dibuat oleh Argentina terkait onderdil yang menggunakan komponen buatan lokal. Pada pertemuan tersebut juga terlihat beberapa anggota WTO khawatir pada langkah-langkah yang dilakukan oleh Cina, Indonesia, dan Rusia yang konon berpihak pada penggunaan produk lokal atau teknologi buatan sendiri.
Beberapa berargumentasi bahwa aturan “penggunaan produk loka dalam negeri” akan berjalan berlawanan dengan komitmen yang dibuat para anggota dibawah kesepakatan TRIMS. Mexico sendiri dalam pertemuan tersebut menyatakan bahwa pajak insentif yang ditawarkan Argentina di dalam aturan baru terkait onderdil, yang mana telah dipublikasikan pada 1 Agustus 2016, mungkin berjalan berlawanan dengan kesepakatan TRIMS. Mexico juga menjelaskan bahwa Argentina tidak menginformasikan sebelumnya kepada WTO terkait ketentuan tersebut.
Uni Eropa menyatakan sudah mengemukakan isu yang sama pada komite Market Access minggu lalu, dimana pada pertemuan tersebut Uni Eropa mengecam aturan baru terkait onderdil yang dinilai berlawanan dengan kewajiban Argentina yang harus memperlakukan komponen impor tidak kurang menguntungkan dari produk lokal.
Kanada sendiri pada kesempatan tersebut juga menyatakan bahwa perkembangan aturan penggunaan kandungan dalam negeri pada sektor otomotif menjadi perhatian yang lebih luas, dimana Jepang, Cina, Taipei, dan Korea menyatakan akan memonitor dengan teliti terkait isu ini.
Pun dalam pertemuan tersebut melalui pejabat perdagangannya, Argentina sendiri menyatakan akan menyampaikan komentar para anggota WTO dalam pertemuan tersebut kepada pemerintah pusatnya. Argentina menyatakan yang perlu digarisbawahi adalah aturan tersebut bertujuan untuk mempromosikan perkembangan sektor otomotif mereka, dan aturan tersebut belum diimplementasikan sampai saat ini.
Pertemuan tersebut juga memperdengarkan pendapat beberapa anggota yang khawatir pada langkah yang dilakukan oleh Cina, Indonesia, dan Federasi Rusia yang menyatakan bahwa mereka berpihak pada penggunaan produk lokal atau teknologi dalam negeri.
Di lain kesempatan Amerika Serikat melalui pejabat perdagangannya bersama dengan Uni Eropa dan beberapa anggota lainnya menyuarakan konsennya terkait draf aturan di Cina, yang mengharuskan perusahaan asuransi untuk mendapatkan Informasi Teknologi (IT) yang aman dan terkontrol, yang mengimplikasikan preferensi mereka untuk menggunakan produk dalam negeri. Melalui pejabat perdagangannya Cina merespon hal tersebut dengan menyatakan bahwa isu tersebut tidaklah relevan untuk dibahas oleh komite TRIMS. Argumentasi yang mereka sampaikan adalah bahwa isu tersebut telah dikemukakan di dalam Komite Technical Bariers to Trade.
Pertemuan tersebut juga memperdengarkan kembali kekhawatiran WTO terkait implementasi dari aturan subtitusi-impor Rusia. Uni Eropa menyatakan bahwa Rusia tampaknya memperluas aturan lokalisasi mereka dengan memberikan preferensi harga untuk produk domestik mereka sebesar 15%. Kekhawatiran ini juga disampaikan kembali oleh Amerika Serikat, dimana preferensi terhadap komoditas atau jasa yang dibeli oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Rusia berjalan berlawanan dengan WTO National Treatment Requirement.
Melalui pejabat perdagangannya Rusia menyatakan bahwa banyak item yang dipermasalahkan hanyalah usulan yang mungkin atau tidak diimplemtasikan. Ini membuktikan bahwa aturan impor-substitusi sendiri masih menjadi perdebatan di dalam negeri Rusia. Mereka juga berargumentasi, bahwa hal itu merupakan respons yang dibutuhkan terhadap guncangan eksternal yang dihadapi Rusia.
Selain itu beberapa anggota dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan kembali kekhawatiran mereka terhadap aturan muatan lokal dalam negeri Indonesia untuk telepon genggam, sektor telekomunikasi, pertambangan, minyak dan gas, dan perusahaan retail. Indonesia berargumentasi bahwa semua langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia, pun Indonesia juga menyatakan bahwa beberapa langkah yang dilakukan Indonesia tersebut tidak berhubungan dengan investasi.
Ketua komite, Marine Willemetz dari Swiss menyatakan niatnya untuk melakukan konsultasi tentang bagaimana cara kerja komite ini dapat disegarkan kembali. Selanjutnya pertemuan komite TRIMS akan dilangsungkan kembali pada 12 Mei 2017.
Sumber: “Concerns voiced over WTO Members’ local content requirements” by Kanaga Raja, http://twn.my/title2/wto.info/2016/ti161020.htm
Ringkasan oleh:
Reinaldo Pelawi
Mahasiswa FH UI, Intern IGJ Januari-Februari 2017
Email: reinaldopelawi@gmail.com
Mentor:
Megawati
Koordinator Pengelolaan Pengetahuan & Kampanye IGJ
Email: eghanandaku@gmail.com