• id Indonesia
  • en English
Rabu, Januari 27, 2021
  • TENTANG KAMI
Indonesia for Global Justice
  • BERANDA
  • BERITA
    • IGJ ON MEDIA
    • JARINGAN
    • KEGIATAN IGJ
    • KUMPULAN BERITA
  • PUBLIKASI
    • BUKU
    • ARTICLE MONITORING
    • PRES RELEASE & STATEMENT
    • BRIEFING PAPER
    • INFOGRAFIS
  • OPINI
No Result
View All Result
“A Global Justice Order through Social Movements”s
  • BERANDA
  • BERITA
    • IGJ ON MEDIA
    • JARINGAN
    • KEGIATAN IGJ
    • KUMPULAN BERITA
  • PUBLIKASI
    • BUKU
    • ARTICLE MONITORING
    • PRES RELEASE & STATEMENT
    • BRIEFING PAPER
    • INFOGRAFIS
  • OPINI
No Result
View All Result
Indonesia for Global Justice
No Result
View All Result
Home IGJ On Media

Perlu Antisipasi 4 Tantangan Ekonomi Global

Februari 15, 2019
in IGJ On Media, news, Uncategorized
3 min read
Perlu Antisipasi 4 Tantangan Ekonomi Global

Foto : .www. blog.eksporimpor.com

2.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Foto : Sumber: BPS – Litbang KJ/and – kj/ones

Nilai tambah ekonomi di sektor pertanian dan manufaktur mesti ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekspor.

JAKARTA – Pemerintah diminta mencermati kondisi ekonomi global yang masih diselimuti ketidakpastian, sehingga berpotensi mempe­ngaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Paling ti­dak ada empat tantangan yang perlu diwaspa­dai pada tahun ini.

Pertama, kenaikan suku bunga Bank Sen­tral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Kedua, perang dagang AS-Tiongkok yang mengakibat­kan penyusutan perdagangan global. Ketiga, ancaman perlambatan ekonomi Tiongkok. Ke­empat, tren kenaikan harga minyak dan gejolak harga komoditas.

Hal itu diungkapkan oleh ekonom senior, Faisal Basri, di Jakarta, Rabu (13/2). “Di 2020 akan lebih besar (tantangannya), karena tan­da-tanda semakin banyak walau belum signifi­kan ancaman krisis di AS. Ekonomi AS ada per­lambatan sampai 2020, ini juga dampak dari government shutdown,” lanjut Faisal.

Terkait dengan ekonomi Tiongkok, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas pro­yeksi pertumbuhan Tiongkok dari 6,6 persen menjadi 6,2 persen di 2019. Ini merupakan per­tumbuhan ekonomi paling lemah sejak 1990. Otomatis, pertumbuhan ekonomi global akan terkena dampak perlambatan tersebut.

“Pertumbuhan ekonomi di 2019 masih akan lumayan walau tren dunia menurun dibanding 2018. IMF dua kali menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9 persen menjadi 3,7 per­sen dan akhirnya 3,5,” tutur Faisal.

Dia menambahkan faktor keempat yang juga harus diantisipasi adalah kecenderungan harga minyak dunia yang kembali merangkak ke level 60–80 dollar AS per barel dan harga komoditas yang masih rentan bergejolak.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Indo­nesia Global Justice (IGJ), Rachmi Hertanti, mengemukakan hal senada. Menurut dia, perlambatan perdagangan global pada 2019 berpeluang terjadi akibat perang dagang yang mengganjal ekonomi Tiongkok dan AS. Se­lain itu, potensi penurunan harga komoditas dan pembatasan impor komoditas di bebera­pa negara, khususnya terkait dengan kebijak­an ramah lingkungan yang melarang penggu­naan sawit dan batu bara. “Hal ini tentu akan mempengaruhi kinerja perdagangan Indone­sia, khususnya di sektor nonmigas,” papar dia. (Lihat infografis)

Rachmi menambahkan, dalam merespons perekonomian global hari ini, pemerintah telah menyusun beberapa strategi prioritas dalam RKP 2019 guna meningkatkan daya saing indus­tri nasional. Salah satunya adalah kebijakan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, industri pengolahan, dan jasa produktif seperti sektor pariwisata dan perdagangan elektronik atau e-commerce.

IGJ menilai, pembukaan pasar-pasar baru yang ditargetkan oleh pemerintah masih belum terlihat hasilnya. Apalagi, beberapa perundingan kesepakatan perdagangan bebas (FTA) bilateral yang dilakukan belum juga dapat diselesaikan, sehingga efek positif yang diharapkan belum da­pat diimplementasikan dalam jangka pendek.

Dalam konteks penguatan industri hilir, lanjut Rachmi, pada tahun ini pemerintah me­nyusun program prioritas untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi di sektor pertanian dan industri manufaktur dalam rangka mendorong pertumbuhan ekspor.

“Strategi ini teramat penting untuk mem­perkuat peran Indonesia dalam agenda Global Value Chain sehingga tidak hanya ditarget se­bagai pasar,” tukas dia.

Pelemahan Rupiah

Meyinggung soal nilai tukar, Faisal mengingat­kan selama neraca transaksi berjalan masih terus defisit, maka “hantu” pelemahan rupiah masih akan terjadi. “Rupiah saat ini kembali ke level 14.000 rupiah per dollar AS. Sedikit menguat. Tapi secara teori dan historis akan melemah karena current account deficit (CAD),” kata dia.

Pada 2018, CAD Indonesia mencapai 2,98 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar 31,1 miliar dollar AS.

Faisal menjelaskan transaksi berjalan ter­diri atas ekspor-impor yang terjadi setiap hari, sedangkan rupiah sangat mengandalkan ke­kuatan modal asing yang masuk.

“Rupiah akan menguat sustainable jika CAD turun dan capital inflow naik, terutama FDI (Foreign Direct Investment),” tutur dia.

Menurut Faisal, yang terjadi saat ini, CAD tersebut bukan sepenuhnya terkait defisit nera­ca migas. Sebenarnya penyebab defisit adalah anjloknya ekspor nonmigas. “Yang meningkat impor nonmigas yang dahsyat. Gula saja kita impor, garam juga, beras juga impor,” tukas dia. ahm/WP

Sumber >>>http://www.koran-jakarta.com/perlu-antisipasi-4-tantangan-ekonomi-global/

PDF 📄
Previous Post

IGJ Menyoal Isu Pangan Dalam Debat PilPres 2019

Next Post

Aktivitas Impor Pangan Rawan Terjadi Korupsi, Apa Strategi Calon Presiden?

Related Posts

DIPLOMASI VAKSIN COVID-19 INDONESIA: “Tantangan Akses Publik Atas Vaksin dan Layanan Kesehatan Berkeadilan”
Artikel

DIPLOMASI VAKSIN COVID-19 INDONESIA: “Tantangan Akses Publik Atas Vaksin dan Layanan Kesehatan Berkeadilan”

Desember 17, 2020
Perubahan Tatanan Globalisasi:  “Pengaturan Baru Standar Perdagangan Global”
Artikel

Perubahan Tatanan Globalisasi: “Pengaturan Baru Standar Perdagangan Global”

November 30, 2020
Load More
Next Post
Kumpulan Informasi Oganisasi Perdagangan Dunia WTO

Aktivitas Impor Pangan Rawan Terjadi Korupsi, Apa Strategi Calon Presiden?

Please login to join discussion

covid-19 widget

Popular Post

  • Menakar Isi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja & UMKM

    Menakar Isi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja & UMKM

    698 shares
    Share 286 Tweet 172
  • Omnibus Law Cipta Kerja Dalam Mengadopsi Pasar Tenagakerja Berbasis Revolusi Industri 4.0

    606 shares
    Share 242 Tweet 152
  • Menyoal Kebijakan Pemerintah Tentang Krisis Multidimensi & Omnibus Law ditengah Pandemi Covid19

    590 shares
    Share 236 Tweet 148
  • Rapor Merah Kebijakan Politik Luar Negeri SBY

    531 shares
    Share 212 Tweet 133
  • DIPLOMASI VAKSIN COVID-19 INDONESIA: “Tantangan Akses Publik Atas Vaksin dan Layanan Kesehatan Berkeadilan”

    529 shares
    Share 212 Tweet 132
  • PERDAGANGAN & INVESTASI
  • BISNIS & HAM
  • DIGITAL EKONOMI
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BERITA
    • IGJ ON MEDIA
    • JARINGAN
    • KEGIATAN IGJ
    • KUMPULAN BERITA
  • PUBLIKASI
    • BUKU
    • PRES RELEASE & STATEMENT
    • ARTICLE MONITORING
    • BRIEFING PAPER
    • INFOGRAFIS
  • OPINI
  • id Indonesia
  • en English

Indonesia For Global Justice© 2020

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used.