TRIBUNWOW.COM – Puluhan massa yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa–Masyarakat Sipil untuk Kedaulatan Ekonomi melakukan aksi unjuk rasa menolak adanya Perjanjian Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU CEPA) di depan Alila Hotel, Solo, Kamis (22/2/2018).
Massa berasal dari sejumlah kalangan, antara lain; HMI Surakarta, GMNI Surakarta, PMII Surakarta, BEM UNS, PMII Sukoharjo, DEMA IAIN Surakarta, SP Kinasih Yogyakarta, LPTP, Jerami, KPA Jawa Tengah, SARI, KOMPIP, KAKAK, IGJ, KNTI, SP, KRuHA, IAC, SPI, KIARA, WALHI, KPRI, KSBSI, KSN dan SOMPIS.
Mereka mengkritik adanya Perjanjian Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU CEPA) yang tidak transparan dan tidak melibatkan masyarakat.
Massa juga berorasi meneriakkan yel-yel dan membeberkan analisa kritis mereka terkait perjanjian tersebut.
Mereka menuntut agar perundingan tersebut dapat diakses oleh masyarakat.
Supaya masyarakat dapat mengkritisi dan tidak mendapat perlakuan diskriminatif.
Pasalnya, masyarakat dinilai yang paling terdampak sebagai subjek sekaligus objek dalam perjanjian tersebut.
Massa juga menuntut pemerintah untuk waspada dengan teks perjanjian tersebut mengingat perjanjian global berpotensi memunculkan eksploitasi ekonomi dan sumber daya alam.
Selain itu, massa juga meminta pemerintah untuk menolak kepentingan korporasi trans-nasional dan menolak perlindungan terhadap investasi asing dalam bentuk mekanisme Investor State Dispute Settlement (ISDS) yang memberikan kekuasaan bagi korporasi untuk menggugat Negara.
Massa menyepakati, jika pemerintah tidak dapat melindungi kepentingan rakyat, maka mereka secara tegas menolak perundingan IEU-CEPA.
Setelah berorasi, sekitar 10 perwakilan mahasiswa dan masyarakat sipil diikutsertakan dalam proses negosiasi bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) serta Komisi Uni-Eropa. (*)
Sumber berita >>>