FOR IMMEDIATE RELEASE
Jakarta (27/03/2022) – Dalam pembukaannya pada saat konferensi pers pertemuan pertama Energy Transition Working Group (ETWG), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengatakan bahwa perlunya menjamin akses energi bagi masyarakat melalui penyediaan infrastruktur, teknologi andal, serta pembiayaan untuk sektor energi.
Dengan berakhirnya pertemuan pertama kelompok kerja transisi energi (ETWG), maka maka kelompok kerja C20 untuk Lingkungan, Keadilan Iklim, dan Transisi Energi (ECEWG) akan memberikan respon atas pertemuan tersebut. Respon ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut bagi pertemuan ETWG kedepannya. ETWG memiliki tiga isu prioritas, yaitu: menjamin aksesibilitas energi, meningkatkan teknologi energi pintar & bersih, serta mengedepankan pembiayaan untuk sektor energi. Kelompok kerja kami mendukung dan menyokong ketiga isu prioritas yang diangkat oleh ETWG. ECEWG juga mengafirmasi peran penting negara anggota G20 dalam mengarahkan transisi energi dari energi fosil menuju energi terbarukan, baik dalam kebijakan iklim maupun investasi. Meskipun ECEWG mendukung isu yang telah diangkat oleh ETWG, kami merasa masih ada ruang untuk penyempurnaan, terutama dalam isu-isu berikut :
Pertama, diskusi mengenai penghentian batu bara secara bertahap dan isu mengenai potensi batu bara sebagai aset terdampar belum sepenuhnya menjadi perhatian G20. Dalam rangka menjamin akses energi yang terjangkau, inklusif, berkeadilan, dan juga selaras dengan proteksi keanekaragaman hayati, skema transisi energi harus mempertimbangkan potensi carbon lock-in, serta resiko dan dampak finansial dari batu bara sebagai aset terdampar dikarenakan meningkatnya daya saing energi terbarukan. Penghentian batu bara memiliki dampak sosial seperti hilangnya pekerjaan secara masif, stagnasi ekonomi regional, dan beberapa dampak yang terkait dengan hak asasi manusia dalam komunitas. Resiko tersebut seringkali dibebankan kepada pekerja dan komunitas. Sejauh ini, perusahaan-perusahaan telah menikmati keuntungan besar dari subsidi yang diberikan dalam industri bahan bakar fosil tanpa memberikan ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan dan juga penghindaran pajak. Nyatanya, gugatan perusahaan energi ‘kotor’ terhadap negara tidak dapat disahkan, dimana mereka mengajukan klaim untuk kompensasi seiring dengan penerapan kebijakan untuk transisi energi yang menyebabkan aset terdampar. Dengan banyaknya negara yang akan menghentikan penggunaan batu bara, permasalahan serupa dapat timbul lagi, sehingga menjadi hambatan untuk transisi energi.
Kedua, permasalahan mengenai transfer teknologi untuk mengembangkan energi terbarukan seharusnya menjadi fokus G20. G20 harus membahas rintangan yang dapat menjadi penghalang atau pembatas transfer teknologi, seperti biaya yang mahal untuk beberapa perjanjian mengenai pengadaan teknologi dan perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Distribusi yang timpang dalam hal kemampuan teknologi antar negara menjadi hambatan dalam mengakselerasi pertumbuhan teknologi hijau di dunia. Salah satu aspek penting dalam pengembangan teknologi adalah membangun kapasitas lokal. Tantangan tersebut tidak konsisten dengan ketetapan yang ada dalam UNFCCC dan juga Paris Agreement mengenai transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Oleh karena itu, kami melihat bahwa negara-negara G20 perlu memfasilitasi proses yang lebih inklusif untuk pengadaan teknologi dan kapasitas teknologi hijau, terutama melalui peningkatan fleksibilitas HaKI untuk produk-produk yang berkaitan dengan lingkungan.
Akhir kata, ECEWG ingin menekankan bahwa karakteristik G20 Indonesia adalah inklusivitas dan representasi yang seimbang. Untuk menjamin inklusivitas dan proses yang demokratis dalam forum G20, ECEWG mendorong kelompok kerja pemerintah agar lebih transparan dan inklusif dalam prosesi pertemuan, dengan menyampaikan dokumen yang berkaitan dengan prosesi pertemuan dan juga turut serta mengundang engagement groups untuk berpartisipasi dalam pertemuan ETWG. ECEWG akan senang jika ETWG membuka kesempatan untuk berdiskusi bersama membicarakan isu-isu prioritas ECEWG dan ETWG yang bersinggungan dan juga untuk menyampaikan rekomendasi ECEWG yang dapat dipertimbangkan untuk pertemuan ETWG selanjutnya.
Signed,
The Environment, Climate Justice and Energy Transition Working Group
If you have further inquiries, please contact wgecjet@civil-20.org