Siaran Pers
Jakarta, Selasa (26/9) – Aksi Peringatan Hari Tani digelar di Silang Barat Daya Monas atau sekitar Bundaran Patung Kuda. Ribuan massa aksi dari petani berbagai daerah beserta buruh, organisasi masyarakat sipil, serta mahasiswa. Dalam aksi ini massa aksi menyuarakan tuntutan reforma agraria serta hak-hak petani lainnya. Indonesia for Global Justice (IGJ) salah satu organisasi masyarakat sipil yang bersolidaritas dalam aksi ini menyampaikan pentingnya mewujudkan kedaulatan petani meliputi kedaulatan atas lahan, pasar, hingga benih. IGJ menyampaikan kedaulatan petani ini telah direnggut oleh pemerintah melalui berbagai perjanjian perdagangan bebas.
“Perjanjian perdagangan bebas yang dilakukan pemerintah telah membuat petani kehilangan kedaulatannya. Perdagangan bebas membuat pemerintah harus melakukan impor pangan sehingga pangan lokal yang dihasilkan petani kita harus terancam oleh pangan impor,” ujar Rahmat Maulana Sidik, Direktur Eksekutif IGJ.
IGJ juga mengungkapkan, perjanjian perdagangan bebas yang dilakukan secara bilateral juga secara masif mendorong investasi yang menggusur lahan-lahan produktif petani sehingga membuat petani kehilangan kedaulatan atas lahan.
“Banyak perjanjian perdagangan bilateral yang bertujuan untuk mengundang investasi, tetapi investasi ini mengambil paksa lahan petani melalui berbagai skema termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Akhirnya petani kehilangan hak atas lahan dan ini bertentangan dengan semangat reforma agraria,” tambah Rahmat Maulana Sidik.
Perjanjian perdagangan bebas bilateral juga seringkali memasukkan agenda terkait perlindungan varietas tanaman (UPOV) yang melarang petani mengembangkan benih mereka sendiri dan melarang pemanfaatan benih varietas lokal. Larangan ini menambah beban petani yang harus ketergantungan pada benih milik perusahaan yang harganya tidak dapat dikontrol oleh petani.
“Perjanjian bilateral dengan Uni Eropa (I-EU CEPA) memaksa Indonesia meratifikasi perjanjian varietas tanaman (UPOV 91). Jika disetujui maka petani tidak bisa lagi sembarangan mengembangkan benih dan memanfaatkan varietas lokal. Hal ini membebani petani karena harus bergantung pada benih komersil yang dibuat perusahaan asing,” menurut Agung Prakoso, Program Officer IGJ.
Aksi Peringatan Hari Tani diharapkan oleh IGJ menjadi wadah untuk menyuarakan berbagai persoalan yang dihadapi petani terutama persoalan agraria sekaligus menuntut pemerintah agar menghentikan berbagai perjanjian perdagangan bebas yang merugikan petani.
Narahubung:
Agung Prakoso, Program Officer, Indonesia for Global Justice
E: agung.prakoso@igj.or.id
P: +6285788730007
Tentang Indonesia for Global Justice:
Indonesia for Global Justice adalah Organisasi Masyarakat Sipil yang fokus pada Isu Perdagangan Bebas dan dampaknya kepada masyarakat termasuk pada sektor pertanian terutama hak atas pangan dan benih. Selengkapnya igj.or.id
Unduh dokumen:
bit.ly/RilisAksiHariTaniIGJ2023