Jakarta, 19 Januari 2024. Indonesia for Global Justice terlibat sebagai co-publisher laporan tren pembiayaan energi (download disini). Merujuk pada agenda The UN Framework on Climate Change Convention (UNFCCC) dan perundingan terakhir pada Conference of the Parties (COP) terakhir yaitu COP28 di Dubai mencerminkan lemahnya bahasa dan komitmen untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap.
Terlihat pada teks Global Stocktake yang menggunakan bahasa yang lebih lemah seperti “beralih dari bahan bakar fosil” dan juga mengakui gas sebagai bahan bakar transisi serta solusi palsu lainnya seperti penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan Karbon. Hal tersebut semakin mendukung perusahaan-perusahaan minyak dan gas, yang sebagian besar menandatangani kontrak-kontrak penting hanya beberapa hari setelah konferensi berakhir.
Dengan semakin intensifnya krisis iklim di negara-negara Selatan, tingkat emisi CO2 yang memecahkan rekor, dan suhu global yang melebihi 1,5 derajat Celcius pada tahun 2023, penghentian penggunaan bahan bakar fosil merupakan kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis planet ini. Sayangnya, hal ini masih belum tercermin dalam keputusan pembiayaan dan kebijakan Bank Pembangunan Multilateral (MDB) maupun perusahaan dan pemerintah yang terus memberikan dukungan bagi industri bahan bakar fosil.
Berikut list temuan laporan Tren Pembiayaan Energi:
Temuan #1: Pemerintah dan perusahaan terus bergantung pada MDB untuk mendukung investasi mereka pada bahan bakar fosil, khususnya industri minyak dan gas
Temuan #2: MDB semakin bergantung pada pendanaan swasta untuk proyek-proyek energi, yang mengakibatkan penurunan transparansi dan akuntabilitas sub-proyek
Temuan #3: MDB tidak secara jelas mengungkapkan informasi mengenai dampak terhadap masyarakat dalam rantai pasokan energi dan sumber energi untuk pembangkit listrik
Temuan #4: Skema MDB dalam transisi energi terus memberikan dukungan terhadap infrastruktur berbahan bakar fosil dan tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang dihadapi masyarakat dan pekerja
Temuan #5: MDB, pemerintah, dan perusahaan terus berinvestasi pada solusi palsu atas nama energi terbarukan
Untuk mencapai transisi yang benar-benar adil, MDB perlu menilai kembali jenis proyek yang didanai melalui pendanaan energi dengan memastikan bahwa investasi mereka beralih dari proyek yang mengancam lahan masyarakat dan sumber daya budaya ke model energi terbarukan berkelanjutan yang berupaya menuju akses energi inklusif.
Salah satu model alternatif tersebut adalah energi terbarukan berbasis masyarakat yang mencakup proyek energi terbarukan berskala kecil yang dimiliki dan/atau dikelola oleh masyarakat, dan memberikan manfaat langsung bagi mereka untuk memastikan akses yang tepat terhadap energi.
Sumber:
- Energy Finance Tracker Report: Monitoring energy finance trends to demand for a community-led and just energy transition. Click link above for document.
Penulis: K. Audina Permana Putri
Coordinator Program on Sustainable Finance and Debt
Indonesia for Global Justice