Jakarta, [24 October 2024] – Indonesia for Global Justice (IGJ) telah sukses menyelenggarakan webinar yang membahas isu-isu penting terkait peningkatan pesat Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) di Indonesia serta krisis utang yang semakin mendesak. Acara ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari peningkatan FTA terhadap stabilitas keuangan Indonesia dan meninjau kebijakan pengelolaan utang di tengah tantangan ekonomi saat ini.
Webinar yang dilakukan secara daring ini menghadiri Éric Toussaint, seorang advokat keadilan utang dan anggota dari Committee for the Abolition of Illegitimate Debt (CADTM). Eric Toussaint memberikan wawasan mendalam mengenai risiko yang terkait dengan ketergantungan ekonomi Indonesia pada FTA, serta peringatan akan potensi meningkatnya kerentanan keuangan dan beban utang publik.
Beliau menekankan bahwa keputusan pemerintah mengenai FTA dan kebijakan utang seharusnya mencerminkan suara dan kebutuhan masyarakat luas, bukan hanya kepentingan kalangan elit. “Pemerintah seharusnya memprioritaskan transparansi dan inklusivitas, memastikan bahwa perspektif warga biasa diperhatikan dalam kesepakatan-kesepakatan yang memiliki dampak besar ini,” ungkap Toussaint.
Beliau juga melihat pada perspektif sejarah bagaimana negara-negara Amerika Selatan dilanda tekanan utang akibat dibukanya akses pasar dengan penandatanganan beberapa perjanjian dagang yang justru menyebabkan krisis utang di tahun 1980an. Ditambah dengan bagaimana negara-negara Amerika Selatan sangat bergantung pada komoditas bahan baku mentah sebagai sumber pendapatan export yang memperparah kondisi negara-negara tersebut. Kondisi yang menggambarkan bahwa Indonesia tidak menutup kemungkinan adanya tekanan utang akibat bergantungnya ekonomi terhadap komoditas bahan baku mentah.
Webinar diawali dengan penggambaran situasi penandatanganan FTA di Indonesia yang tidak transparan dan dirasa terlalu terburu-buru oleh pemerintah Indonesia. Rahmat Maulana Sidik, S.H., M.H., Direktur Eksekutif IGJ sekaligus seorang Lawyer juga menambahkan paralel dengan kondisi tersebut, Indonesia sedang berada pada tekanan fiskal yang cukup mengkhawatirkan dimana rasio utang terhadap pendapatan setiap tahunnya sudah mencapai 30-40 persen, bahkan telah melebihi tingkat aman atau safeguard yang ditentukan oleh IMF.
Yang terakhir webinar ini juga mengundang Lutfiyah Hanim, peneliti dari Third World Network (TWN) yang membahas bagaimana perjanjian perdagangan bebas sejatinya belum dapat dibuktikan dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Baik pada proses dan implementasi FTA, beliau memandang bahwa nilai tawar negara-negara berkembang sangat kecil jika dibandingkan dengan negara maju. Bahkan porsi manfaat FTA lebih condong merugikan negara-negara Selatan. Beliau juga memaparkan bagaimana kondisi utang di Indonesia tidak seharusnya disamakan dengan negara-negara maju yang memiliki rasio utang terhadap PDB yang cukup tinggi.
Webinar ini menjadi platform bagi organisasi masyarakat sipil, aktivis, dan analis kebijakan untuk mendiskusikan alternatif berkelanjutan dalam pengelolaan utang di Indonesia, serta mendorong kebijakan yang melindungi kesejahteraan publik dan kedaulatan ekonomi.
Untuk melihat rekaman webinar ini silahkan mengklik link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=6OsS51rINBA
Tentang IGJ:
Indonesia for Global Justice (IGJ) berkomitmen untuk mempromosikan kebijakan ekonomi yang adil dan berkelanjutan yang menjunjung keadilan sosial, kedaulatan ekonomi, dan pembangunan yang setara. IGJ bekerja sama dengan organisasi internasional, termasuk CADTM, untuk mendorong perubahan sistemik dalam kebijakan perdagangan dan keuangan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
K. Audina Permana Putri, audina@igj.or.id
Koordinator Program isu Utang dan Keuangan Berkelanjutan
Indonesia for Global Justice (IGJ),