Film Vincenzo Cassano yang di rilis pada Februari 2021 lalu, mulai populer dan digemari banyak penonton karena aksi heroik yang diperankan oleh aktor Song Joong-ki dalam melawan perusahaan farmasi Babel. Dalam film ini, digambarkan bahwa Perusahaan Babel banyak melakukan tindakan kriminal dan menghalalkan segala cara demi meraup keuntungan.
Mulai dari pembunuhan karyawan, pembunuhan musuh-musuh perusahaan, penyuapan, fitnah, pencucian uang, penggelapan pajak, pemberangusan serikat buruh, hingga memproduksi narkotika yang dimasukkan ke dalam obat pereda nyeri. Banyak lagi deretan kasus yang dilakukan perusahaan Babel agar bisa menjadi perusahaan farmasi terbesar di dunia.
Terlebih dahulu saya akan ceritakan latar belakang Vincenzo Cassano hingga akhirnya ia melawan perusahaan Babel Pharmaceutical.
Latar Belakang Vincenzo Cassano
Vincenzo Cassano adalah seorang laki-laki yang lahir di Korea Selatan. Beliau tumbuh dan berkembang dalam dunia mafia bahkan menjadi pengacara organisasi mafia dari keluarga Cassano di Milan, Italia. Itulah mengapa nama beliau disematkan Cassano dibelakangnya. Karena semasa hidupnya dihabiskan untuk menjadi penasehat hukum dari keluarga Cassano. Tidak hanya menjadi penasehat hukum, Vincenzo juga dijuluki sebagai Consiliegre, dengan sebutan lain sebagai orang kepercayaan dari mafia Cassano.
Vincenzo anak dari seorang ibu bernama Oh Gyeong-ja. Ibu nya bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman Direktur Hwang yang bekerja di Bank Shinkwang. Dalam perjalanannya, Ibu Vincenzo dituduh melakukan pembunuhan terhadap majikannya itu, yang membuatnya mendekam dipenjara selama seumur hidup, kecuali Ibu nya berkeinginan untuk melakukan sidang ulang terhadap kasusnya. Saat Ibu nya berkeinginan untuk melakukan sidang ulang, justru dibunuh oleh orang bayaran Perusahaan Babel.
Di masa kecilnya, Vincenzo tidak benar-benar diakui dan dirawat secara langsung oleh Ibu nya. Itu yang membuatnya diadopsi oleh keluarga Cassano dan dibawa ke Milan, Italia.
Emas, Plaza Geumga, Fail Guillotine dan Kembalinya Vincenzo ke Korea Selatan
Setelah bertahun-tahun tinggal di Milan, Italia. Vincenzo memutuskan kembali ke tanah kelahirannya Korea Selatan. Ia bertolak ke Korea Selatan, karena tidak kondusifnya keadaan di Italia disebabkan peperangan antar organisasi mafia. Kondisi semakin tidak terkendali, sejak meninggalnya Bos Vincenzo yakni Cassano selaku pemimpin organisasi mafia terkenal, yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Kini yang menggantikan posisi Cassano yakni anaknya bernama Paolo.
Sesaat setelah Paolo memimpin organisasi mafia menggantikan ayahnya itu, ia menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Vincenzo. Hingga Paolo mengirimkan anggotanya untuk membunuh Vincenzo di malam hari. Namun, karena pada dasarnya Vincenzo juga seorang mafia yang terkenal kejam, percobaan pembunuhan terhadapnya tidak berhasil. Justru, Vincenzo mengirimkan foto kepada Paolo yang menunjukkan anggotanya tewas dalam upaya pembunuhan terhadapnya.
Mengerti bahwa nyawa Vincenzo kian terancam. Ia segera bertolak ke Korea Selatan. Kedatangannya ke Korea Selatan bermaksud untuk mengambil emas sebanyak 12 ton beserta Fail Guillotine yang disimpan di bawah Plaza Geumga. Emas beserta Fail Guillotine itu milik Wong Shaolin, pengusaha kaya raya asal Tiongkok yang mempercayakan kepada Vincenzo dan Pak Cho untuk disimpan ditempat yang aman di Korea Selatan.
Saat itu, Vincenzo menjelaskan kepada Wong Shaolin bahwa tradisi keluarga mafianya selama ini, dalam menyimpan harta benda yakni dengan membeli gedung yang tidak terurus dan menyimpannya di ruangan khusus dibawah gedung, hanya pemilik harta benda yang bisa mengakses tempat itu.
Wong Shaolin pun akhirnya setuju dengan saran Vincenzo. Hingga kemudian Wong Shaolin bersama Vincenzo dan Pak Cho mulai mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan mulai dari membeli gedung Plaza Geumga, membayar orang untuk mengangkut emas, serta mencari ahli programmer untuk membuat kode keamanan di ruangan penyimpanan yang hanya Wong Shaolin yang bisa mengakses itu.
Dalam perjalanannya, Wong Shaolin dibunuh dengan cara diracun oleh Pak Cho. Motif dari Pak Cho membunuh Wong Shaolin yakni ingin menguasai Fail Guillotine untuk kepentingan pribadi. Fail Guillotine itu berisi catatan suap-menyuap dan tindakan kriminal para pejabat Korea Selatan beserta pimpinan perusahaan termasuk Perusahaan Babel.
Karena ruangan khusus itu hanya bisa diakses oleh Wong Shaolin, maka salah satu alternatif yang bisa ditempuh untuk mengambil emas 12 ton dan Fail Guillotine, adalah dengan merobohkan Plaza Geumga. Nah, dalam upaya mengambil emas beserta Fail Guillotine inilah akhirnya Vincenzo berhadap-hadapan dalam melawan Perusahaan Raksasa Farmasi Babel itu.
Awal Mula Perlawanan Vincenzo Cassano Terhadap Perusahaan Farmasi Babel
Perusahaan Farmasi Babel memiliki ambisi untuk membangun Menara Babel di atas tanah Plaza Geumga. Upaya pertama yang dilakukan Perusahaan Babel itu, dengan menyewa preman bayaran dari Ant Company untuk mengusir para penyewa yang berada di Plaza Geumga. Para preman bayaran itu mulai melakukan iming-iming kompensasi hingga intimidasi, dan ancaman kekerasan terhadap para penyewa Plaza Geumga. Tidak banyak yang menyewa di Plaza Geumga itu, terhitung hanya enam kepala keluarga termasuk didalamnya ada Hong You Chan, Pengacara Jipuragi Lawfirm yang juga sebagai penyewa di Plaza Geumga itu.
Tindakan intimidasi dan kekerasan pada penyewa Plaza Geumga itu, diketahui oleh Vincenzo Cassano. Dengan mudah Vincenzo mengusir para preman bayaran itu, walaupun harus ada perkelahian terlebih dahulu. Dirasa upaya preman bayaran dari Ant Company itu tidak berhasil. Perusahaan Babel kemudian membayar orang suruhannya untuk meledakkan Plaza Geumga dengan cara membocorkan gas di toko salah satu penyewa. Upaya ini juga berhasil digagalkan oleh Vincenzo.
Merasa terusik karena beberapa kali percobaan gagal. Perusahaan Babel kemudian mencari tahu siapa Vincenzo berikut latar belakangnya. Hingga akhirnya, Perusahaan Babel berniat membunuh Vincenzo dengan segala upaya dan rela mengeluarkan bayaran yang fantastis hingga 100 miliar won. Untuk memuluskan pembunuhan terhadap Vincenzo, Perusahaan Babel didukung oleh Kantor Hukum Wusang yang dalam perjalanannya menyokong penuh Perusahaan Babel dari aspek hukum dalam rangka mewujudkan tujuan Perusahaan.
Bahkan Direktur Perusahaan Babel bernama Jang Han-seok juga menyuap para pejabat di Korea Selatan, mulai dari Kejaksaan, Hakim, Pemerintah Daerah, Kepolisian hingga menyuap Direktur Oh Jeong Bae dari Harian Berita Daechang untuk mendukung semua kerja-kerja perusahaan termasuk salah satunya mendirikan Menara Babel diatas tanah Plaza Geumga.
Segala bentuk tindakan yang dilakukan Perusahaan Babel terhadap Vincenzo itu, tidak membuatnya gentar sedikitpun. Bahkan, Vincenzo melakukan serangan balik kepada Perusahaan Babel dengan menggunakan dua orang bayaran Perusahaan yang sebelumnya gagal membunuhnya, kemudian ia gunakan sebagai alat untuk melawan balik perusahaan. Pak Cho beserta para penyewa Plaza Geumga juga akhirnya bersatu dan mereka semua memiliki peran besar dalam membantu Vincenzo melawan tindakan kriminal Perusahaan Babel.
Menguak Kejahatan Perusahaan Farmasi Babel Dalam Menjalankan Bisnisnya
- Perusahaan Farmasi Babel Menjual Narkotika Melalui Obat Pereda Nyeri dan Membunuh Para Peneliti
Demi meraup keuntungan besar. Perusahaan Babel menjual narkotika yang dimasukkan ke dalam obat pereda nyeri. Proyek ini dinamakan RDU-90 yang bahan utama dari RDU-90 adalah Zat Coisanic. Zat Coisanic itu golongan narkotika yang kemudian dilakukan penelitian mendalam agar bisa dibungkus menjadi obat tanpa dicurigai oleh siapapun. Sehingga, ketika seseorang mengonsumsi obat pereda nyeri itu akan membuat penggunanya menjadi kecanduan layaknya pecandu narkotika.
Dalam proses penelitian proyek RDU-90, Perusahaan Babel menggunakan karyawannya secara paksa untuk dijadikan sebagai kelinci percobaan. Maka tidak heran banyak karyawan dan juga peneliti meregang nyawa karena uji coba proyek RDU-90. Para peneliti juga diancam oleh perusahaan untuk bungkam dari segala kejahatan yang dilakukan perusahaan. Bila menyebarkan informasi kejahatan perusahaan, maka nyawa menjadi taruhannya.
Setelah proyek RDU-90 berhasil dan siap untuk diluncurkan ke publik. Pimpinan Babel memerintahkan anggotanya untuk membunuh seluruh peneliti dalam proyek itu, dengan cara membakar Villa Yang-Yang di Provinsi Gangwon, yang ditempati 14 orang peneliti beserta karyawan tim pengembangan obat.
Namun, ada satu orang peneliti yang berhasil kabur bernama Yu-Minchul. Peneliti ini kemudian menghubungi Pengacara Hong Yu-Chan dari Jipuragi Lawfirm untuk meminta bantuan hukum dan agar melindunginya ketika bersaksi di pengadilan atas serangkaian kejahatan Perusahaan Babel. Malangnya, belum sempat bersaksi di pengadilan, peneliti itu malah dibunuh oleh orang bayaran dari Perusahaan Babel. Bahkan, Pengacara Hong Yu- Chan juga berhasil dibunuh dengan cara ditabrak mobil saat tengah berbincang dengan Vincenzo.
- Perusahaan Farmasi Babel Mendirikan Perusahaan Cangkang untuk Pencucian Uang dan Penggelapan Pajak
Tidak hanya melakukan serangkaian pembunuhan. Perusahaan Babel juga melakukan tindakan pencucian uang dengan mendirikan perusahaan cangkang bernama Ragusang Galery. Perusahaan cangkang ini menggunakan karya seni berupa pameran lukisan untuk menutupi basis dasar pembentukannya yang berfungsi sebagai pencuci uang perusahaan Babel.
Selain itu, perusahaan cangkang ini juga berperan penting untuk membeli saham konstruksi Babel atas nama perusahaan cangkang, melakukan penggelapan pajak dan memperbanyak saham direktur Babel secara illegal. Kesemuanya itu, dilakukan Perusahaan Babel untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan ditengah banyaknya pengeluaran perusahaan untuk membayar sejumlah pejabat demi mendirikan Menara Babel.
- Penghancuran Serikat Buruh dan Perintah Pimpinan Babel untuk Membunuh Ketua Serikat Buruh
Selama ini, Serikat Buruh Babel Chemical kerap melakukan kritik keras kepada Perusahaan Babel. Kritik yang dilakukan Serikat Buruh itu dianggap menjadi penghambat bagi Perusahaan Babel dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Pengacara Choi Myung-hee dari Kantor Hukum Wusang yang sedari awal membela penuh segala aktivitas perusahaan Babel. Ia mengadakan pertemuan dengan Pak Lee, Ketua Serikat Buruh Babel Chemical. Pertemuan itu dalam rangka memberikan tawaran kepada Pak Lee menjadi Wakil Direktur Babel Chemical di Kantor Cabang Amerika dengan syarat mau kooperatif dengan Perusahaan Babel. Tidak hanya ditawari jabatan, Choi Myung-hee juga menawarkan akan memberikan 20.000 lot saham Kimia Babel sebagai kompensasi dan menanggung seluruh biaya pendidikan anak Pak Lee di Amerika serta melipatgandakan dana pensiunnya.
Jika dirasa belum cukup dengan beberapa tawaran diatas, Choi Myung-hee menyampaikan kepada Pak Lee bahwa apa saja yang ia inginkan akan dipenuhi permintaannya. Namun, dengan teguh pendirian dan memegang prinsip kuat, Pak Lee menolak tegas semua tawaran kotor yang diberikan kepadanya. Bahkan mengancam tindakan kotor Choi Myung-hee ini, akan dilaporkan ke Kejaksaan Namdongbu.
Penolakan itu membuat Choi Myung-hee kecewa dengan Pak Lee. Akhirnya Choi menyuruh orang bayaran yang sudah disiapkan untuk membunuh Pak Lee dengan cara ditabrak mobil seolah-olah seperti insiden kecelakan.
Keberhasilannya dalam membunuh Pak Lee-Ketua Serikat, disampaikan oleh Choi Myung-hee kepada Direktur Babel. Berita itu, membuat Jang Han-seok sangat senang, karena secara tidak langsung Serikat Buruh Babel Chemical akan hancur dan akan mengurangi jumlah para penentang Perusahaan Babel.
- Menyuap Para Pejabat Korea Selatan
Perusahaan Farmasi Babel tidak segan-segan mengeluarkan dana besar untuk menyuap para pejabat di Korea Selatan. Mulai dari Kejaksaan Namdongbu, Kepolisian, Pemerintah Daerah, Hakim, hingga media. Ia menyuap para pejabat dengan uang, emas batangan sampai melelang hak kepemilikan satu ruangan Menara Babel untuk masing-masing pejabat yang mendukung berdirinya bangunan itu diatas tanah Plaza Geumga.
Tawaran yang menggiurkan itu, membuat para pejabat berkomitmen untuk membantu Perusahaan Babel dalam mendirikan bangunan Menara Babel. Demi mendapatkan tawaran menarik itu, Pejabat Pemerintah Daerah setempat berjanji akan melakukan pengurangan pajak bangunan dan Pemda juga menjanjikan seluruh sektor usaha akan didorong untuk berbisnis dengan Babel Group.
Pejabat Kepolisian setempat juga menjanjikan akan mengerahkan personil untuk mengamankan jalannya proyek pembangunan Menara Babel hingga selesai. Para pejabat lainnya juga menjanjikan yang pada intinya mendukung seluruh proyek yang dikerjakan oleh Perusahaan Babel. Dukungan dan komitmen para pejabat kepada Perusahaan Babel membuat Direktur Babel Jang Han-seok senang karena ia berhasil menguasai pejabat setempat untuk memuluskan bisnisnya.
Tidak berselang lama, Vincenzo berhasil menggagalkan seluruh kontrak yang sudah ditandatangani para pejabat itu dalam membantu proyek pembangunan Menara Babel. Ternyata Vincenzo sudah merekam dari awal pertemuan para pejabat dengan Perusahaan Babel. Sehingga, ia mengancam video itu akan disebar bila para pejabat tidak membatalkan kontrak komitmen untuk mendukung pembangunan Menara Babel itu.
Sejak awal Vincenzo menentang pembangunan Menara Babel diatas Plaza Geumga. Karena dibawahnya ada emas serta Fail Guillotine milik Wong Shaolin yang sudah diamanahkan kepadanya agar mengamankan harta itu. Setelah kematian Wong Shaolin, Vincenzo berkeinginan untuk mengambil emas serta Fail Guillotine dan memindahkan ke tempat lain.
Gugatan Terhadap Kejahatan Perusahaan Farmasi Babel
Vincenzo Cassano bersama dengan Pengacara Hong Cha-yong anak dari Hong Yu- chan yang dibunuh oleh orang bayaran Perusahaan Babel. Mereka berdua melakukan gugatan ke pengadilan terhadap kejahatan perusahaan farmasi Babel. Ada tiga gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan. Pertama, terkait produksi narkotika yang dimasukkan ke dalam obat pereda nyeri; kedua, terkait pemberangusan serikat buruh dan pembunuhan ketua serikat; ketiga, terkait kompensasi karyawan perusahaan Babel.
Dalam persidangannya, Vincenzo dan Pengacara Hong Cha-yong berhasil membuktikan gugatan kejahatan perusahaan farmasi Babel di Pengadilan. Perusahaan Babel kalah dalam persidangan itu, yang mengakibatkan kerugian 170 juta US Dollar, karena merosotnya saham Babel di pasar global. Disamping itu, semua perbankan juga enggan memberikan pinjaman kepada Perusahaan Babel karena citra buruk perusahaan selama ini dalam menjalankan bisnis.
Namun, perusahaan Babel seperti tidak kehabisan akal. Direktur Babel Jong Han- seok meminta kepada Direktur Oh Jeong-bae dari Harian Berita Daechang, untuk membangkitkan citra positif perusahaan melalui media massa. Direktur Babel juga meminta kepada Bank Shinkwang agar memberikan pinjaman uang kepada Perusahaan Babel walaupun didahului dengan ancaman kepada keluarga dari pimpinan Bank Shinkwang. Akhirnya, upaya itu berhasil dan seketika saham perusahaan Babel stabil kembali bahkan kian meningkat.
Stabilitas keuangan Babel itu tidak berlangsung lama. Lagi-lagi Vincenzo memutarbalikkan keadaan dengan melaporkan kejahatan yang dilakukan Direktur Babel ke Kejaksaan Namdongbu. Akhirnya, Kejaksaan Namdongbu melakukan investigasi terhadap Jong Han-seok bahkan melakukan penahanan terhadapnya.
Dari dalam penjara, Direktur Babel itu menyaksikan gagalnya semua proyek jahat yang ia rencanakan. Sehingga, ia harus mengakui bahwa Vincenzo ternyata mafia yang tidak bisa diremehkan. Karena selama ini upaya jahatnya dalam menjalankan bisnis selalu terhalang dengan kehadiran Vincenzo Cassano.
Episode Penutup: Runtuhnya Perusahaan Raksasa Farmasi Babel
Diakhir film ini, Vincenzo dan Pengacara Hong Cha-yong berhasil membuktikan deretan kejahatan perusahaan Babel di pengadilan. Walaupun banyak korban berjatuhan dalam perjuangan membuktikan kejahatan perusahaan Babel itu. Termasuk Ibu nya Vincenzo dan Ayah nya Pengacara Hong Cha-yong menjadi korban dalam perjuangan ini. Tapi akhirnya, bahwa Babel Group dan semua anak perusahaannya bangkrut dan kini berada dalam pengawasan Kurator. Berbarengan dengan itu, Direktur Babel juga akhirnya meninggal beserta para penyokongnya di Kantor Hukum Wusang.
Ditulis oleh
Rahmat Maulana Sidik