• id Indonesia
  • en English
Indonesia for Global Justice
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Agenda Prioritas
  • Media
  • Publikasi
  • Tentang Kami
  • Beranda
  • Agenda Prioritas
  • Media
  • Publikasi
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
Indonesia for Global Justice
No Result
View All Result

RI Terancam Gagal Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Mei 2, 2014
in Berita IGJ
Home Media Berita IGJ
945
SHARES
2.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Liputan6.com, Jakarta – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera berlangsung pada akhir 2015. Dalam pasar bebas ini, baik kualitas produk maupun keterampilan tenaga kerja menjadi penentu apakah sebuah negara yang ikut dalamnya mampu bersaing dengan negara lain.

Hal ini tidak terkecuali dalam sektor perikanan dan pertanian, MEA akan mendorong liberalisasi pangan melalui integrasi kedua sektor tersebut.

Namun Indonesia for Global Justice (IGJ) menilai strategi dan persiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 berpeluang gagal. Hal ini ditandai dengan tidak adanya perubahan kebijakan guna memaksimalkan perlindungan bagi nelayan dan petani Indonesia.

Direktur Eksekutif IGJ, Riza Damanik mengatakan, pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi, konsumsi pangan dan perikanan terus meningkat, serta 80%-90% kebutuhan konsumsi pangan domestik Indonesia bersumber dari produksi petani dan nelayan kecil.

“Maka, kegagalan melindungi petani dan nelayan akan menggeser MEA 2015 dari peluang menjadi ancaman serius bangsa,” kata Riza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (1/5/2014).

Dia memaparkan, berdasarkan data BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) di sepanjang tahun 2013 mengalami penurunan sebesar -3,71%. Per Januari 2013 NTP berada pada level 105,67 dan pada Desember 2013 NTP telah berada pada level 101,96.

Selain itu, Nilai Tukar Nelayan (NTN) pun mengalami hal yang serupa, per Maret 2013 NTN berada pada level 105,19 dan pada Maret 2014 nilainya menurun menjadi sebesar 103,38.

Riza menilai, selama ini evaluasi terhadap kebijakan subsidi belum juga dijawab dengan solusi yang tepat. Misalnya saja alokasi Rp 17,7 triliyun subsidi benih dan pupuk bagi petani yang justru digunakan untuk memperbesar kapasitas industri pangan. Atau, subsidi BBM bagi nelayan yang belakangan diketahui 70% diantaranya justru dinikmati pelaku industri.

“Diperlukan strategi baru perlindungan petani dan nelayan Indonesia, terlebih dalam menghadapi MEA 2015. Strategi dimaksud meliputi intervensi negara dalam mereduksi hegemoni industri dalam kegiatan hulu-hilir pertanian maupun perikanan rakyat,” kata Riza.

Sebagai informasi,  Indonesia merupakan produsen terbesar ikan di dunia dengan total produksi sebesar 19,56 juta ton pada 2013, dan produsen terbesar beras di dunia sebesar 36,55 juta ton.

(Agustina Melani) – See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/2044155/ri-terancam-gagal-hadapi-pasar-bebas-asean#sthash.UgGZsa08.dpuf

Tags: Perjanjian Perdagangan & Investasi
Previous Post

Mengukur Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015

Next Post

Pasar Bebas ASEAN, Bahaya buat Rakyat Kecil?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Indonesia for Global Justice

Rengas Besar No.35 C, RT.14/RW.2, Jati Padang, Ps. Minggu,
Jakarta Selatan - Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540
Telepon: (021) 7941655

© 2023  - Indonesia for Global Justice


Berlangganan Sekarang!

Ikuti berita terbaru dari Indonesia for global justice, berlangganan sekarang!

Terimakasih telah berlangganan di Indonesia for global justice


  • id Indonesia
  • en English
No Result
View All Result

Indonesia for Global Justice
Jl.Rengas Besar No.35 C, RT.14/RW.2, Jati Padang, Ps. Minggu Jakarta Selatan - 12540
Telepon: (021) 7941655

  • Indonesia